Malam ini udara begitu dingin. Angin berhembus sepoi-sepoi. Hembusa angin malam ini membuatku terlena, sampai-sampai aku tak sadar bahwa hari perlahn-lahan mulai larut. Aku masih saja melamu di balcon rumahku. Seketika lamunanku buyar karena aku mendengar teriakan Ibu.
“Cepat tidur Fan,…, Besok sekolah,..,”
“Ya bu,.., Sebentar,…,” Aku masuk kamar dan bergegas tidur.
Keesokan harinya, kicauan burung seakan-akan memanggilku untuk mengawali hari ini. Hari ini adalah hari pertama masuk sekolah setelah libur semester 1. Dan pada hari pertama sekolah pun aku tidak bisa berkonsentrasi pada pelajaran. Aku masih memikirkan cewek yang hamper ku tabrak kemarin.
“Ya Allah,…, Apa yang sedang aku rasakan ini ya Allah,.., Mengapa difikiranku hanya ada cewek itu,...,? Apakah ini yang rasanya cinta,..,?? ” Gumamku dalam hati.
“Hoey,….,” Tiba-tiba Aldi mengagetkanku.
“Apa,…, Apa,…, Ada tugas apa,…,??” Jawabku spontan.
“Nggak ada apa-apa kok Fan,.., Kamu pasti lagi mikirin cewek yang kemaren kan,…,??”
“Ada-ada aja kamu Al,…,”
Bel istirahat berdering. Aku dan Aldi bergegas menuju kantin. Sesampainya di kantin aku tidak sengaja menabrak seseorang.
“Oh,…, Sorry,…, Sorry,…,” Sambil ku pandangi wajahnya.
“Nggak apa-apa kok,..,” Jawab cewek itu.
“Awas Fan,…,” Teriak Aldi.
Aku terlalu asik memandangi cewek itu sehingga aku menabrak meja dan terjatuh. Seisi kantin menertawaiku tetapi cewek itu cuma tersenyum memandangku.
“Kamu kenapa sich Fan,…,??”
“Nggak tau nih Al,.., Aku masih mikirin cewek tadi,..,”
“Oooo,…, Si Rani,.., kamu suka ya sama dia,.,??”
“Ya nggak lah,.., Masak baru liat udah maen suka aja,..,”
Sejak saat itu diam-diam aku mulai melakukan gencatan senjata. Aku mulai mencari informasi kepada teman-teman Rani, aku minta nomer HP nya, dan juga alamat Facebook nya. Malam harinya aku memberanikan diri untuk menelpon Rani.
“Halo,…., Assalamu’alaikum”
“waalaikumsalam,…, Nich siapa ya,..,?? ”
“Ini beneran Rani kan,..,??”
“He’em,.., Nich siapa toch,.,?? Kalo nggak jawab aku tutup nich,…,”
“Ya,.., ya,.., ini Irfan anak kelas sebelah.”
“Oooo,…, Yang tadi pagi nabrak aku itu ta,..,??”
“Yups,.., Sorry ya,…,”
“ya,.., Nggak apa-apa kok,..,”
Sejak malam itu aku mulai membangun hubungan dengan Rani. Dan sejak saat itu pula hari-hariku menjadi lebih indah. Setiap malam aku selalu sms an dengan Rani. Tapi walaupun kelasku bersebelahan sama dia, aku grogi banget waktu ketemu dia.
Dan setelah sekian lama temenan sama Rani. Aku mengajaknya untuk ketemuan di taman deket perumahan. Awalnya aku grogi banget waktu ketemu dia, tapi perasaan itu seketika sirna waktu aku lihat Rani sudah menungguku di sana.
“Ehmmm,…, Hai Ran,..,” Aku duduk di samping Rani.
“Hai Fan,…,”
“Gimana kabarmu,…,???”
“Baik Fan,.., Lha kamu sendiri gimana,..,??”
“Baik kok,.., Jalan yuk,..,”
“Kemana,..,??”
“Ya,…, Keliling taman ini aja,..,”
“Okelah kalobegitu,..,”
Kami jalan-jalan menyusuri taman. Lalu, waktu aku dan Rani jalan di atas jembatan, Rani tiba-tiba terpeleset dan aku lansung menangkapnya. Kupandangi wajahnya, dan Rani hanya tersenyum memandangku. Sketika aku langsung melepaskan kedua tanganku dari Rani.
“Eh,…., Sorry Ran,.., Bukan maksudku utuk,..,” Aku belum selesai bicara.
“Nggak apa-apa kok Fan,.., Makasih udah ditolongin,..,”
“Sama-sama,..,”
Hari itu adalah hari yang sangat berkesan dalam hidupku. Setiap malam aku selalu terbayang-bayang akan kejadian itu.
Di sekolah pun aku sering melamunkan kejadian itu. Tapi waktu aku nyamperin Rani di kelasnya dan mau ngajakinpulang bareng.
“Rani mana ya,..,??”
Tiba-tiba salah satu teman Rani dating kepadaku.
“Kamu yang namanya Irfan kan,..,??”
“Ya,…, Kenapa,.., Rani kenapa,..,??”
“Rani kecelakaan Fan,…,”
“Apa,..,?? Sekarang dia dimana,..,??”
“Dia lagi di RS Medica Fan,…,”
“Oh,., Thank you ya,..,”
“Sam-sama,..,”
Saat itu juga aku langsung bergegas menuju RS Medica. Sesampainya di RS aku melihat Rani di bawa ke ruang ICU. Lalu dokter yangmerawat Rani keluar dan bertanya.
“Disini ada yang namanya Irfan,..,??”
“Ya saya dok,.., Ada apa ya Dok,..,??”
“Silahkan masuk dek,.., Rani dari tadi mengigau menyebut nama adik,..,”
Aku langsung masuk ke ruangan itu, dan aku melihat Rani sudah tampak lemah. Lalu dia mengatakan sesuatu.
“Fan,..,”
“Ya Ran,.., ”
“Aku,…, Aku,.., Aku sayang kamu Fan,..,”
“Aku juga,..,”
Aku belum selesai bicara tapi Rani telah menghembuskan nafas terakhirnya. Airmataku tak da[at terbendung lagi.
“Rani,..,”
Aku masih tak percaya dengan apa yang aku alami sekarang.
Dan di saat pemakaman Rani pun aku masih tak bisa menahan airmataku. Dan disaat orang-oramg telah meninggalkan pemakaman, tinggallah aku sendiri menangis dan memeluk batu nisan Rani.
Di malam hari setelah pemakaman Rani, saat aku tertidur Rani dating dalam mimpiku. Dan dia berkata.
“Jangan sedih ya Fan,.., Semua ini bukanlah akhir dari segalanya. Mungkin ragaku sudah mati,.., Tapi cintaku takkan pernah mati,..,”
Seketika itu aku langsung terbangun.
“Rani,..,”
Sejak saat itu kata-kata Rani membekas difikiranku. Dan beberapa hari setelah pemakaman Rani, aku sadar bahwa hidup ini belum berakhir. Dan akumulai bisa menjalani hidup tanpa Rani.
tHe eNd
vibrators,sex chair,sex chair discover this
ReplyDelete